Kamis, 19 Desember 2013
Indonesia Pada Masa Kerajaan-Kerajaan Islam
INDONESIA PADA MASA KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM
A.
LAHIR
DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM
Agama
Islam lahir dan tumbuh di Jazirah Arab, tepatnya di kota Mekkah. Agama ini
pertama kali diperkenalkan oleh Nabi Muhammad SAW, sekitar abad ke-7 M. Melalui
perjalanan yang panjang, agama ini kemudian berkembang dan ikut memengaruhi
peradaban dunia.
B.
PROSES
MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA ISLAM DI INDONESIA
Sumber-Sumber Berita
Kapan tepatnya agama islam masuk ke
indonesia hingga kini tidak diketahui dengan pasti. Namun, terdapat dua
pendapat yang umumnya diterima. Pendapat pertama mengatakan bahwa kedatangan
agama islam pertama kali ke indonesia terjadi pada abad pertama Hijriah atau
sekitar abad ke-7.
Para ahli sependapat bahwa pengaruh
islam pertama kali muncul di pulau Sumatra.
Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya prasasti yang menggambarkan kerajaan
di pulau ini sebagai sebuah kerajaan Islam.
Selain mengenai kapan islam masuk ke
indonesia, para ahli juga belum sependapat tentang asal para pembawa agama
Islam. Beberapa ahli berpendapat bahwa orang-orang muslim yang datang ke
indonesia adalah orang-orang Arab.
Sebagian ahli berpendapat bahwa
proses masuknya Islam ke Indonesia tidak secara langsung melibatkan bangsa
Arab. Menurut Snouck Hurgronje, Islam dibawa ke Indonesia oleh para pedagang
Islam dari Gujarat (India). Bukti-bukti hubungan langsung antara orang
indonesia dan orang Arab baru terjadi pada abad ke-17, yakni pada masa Kerajaan
Banten dan Kerajaan Mataram Islam.
Pendapat ini didasarkan pada bukti
bahwa unsur-unsur Islam di Indonesia menunjukkan persamaan dengan unsur-unsur
islam di India. Cerita-cerita tentang Nabi Muhammad beserta para pengikutnya
yang berkembang di Indonesia lebih mirip dengan cerita-cerita serupa di India
daripada di Arab. Demikian pula halnya dengan beberapa kebiasaan kaum muslimin
di Indonesia yang sama dengan kebiasaan kaum muslimin di Pantai malabar dan
Koromandel , India.
Di tengah perbedaan penafsiran
tersebut, para ahli sepakat bahwa golongan pembawa agam Islam di Indonesia
adalah kaum pedagang. Selain sebagai kewajiban seorang muslim, penyebaran agama
melalui perdagangan ketika itu merupakan jalan yang paling efisien. Pada masa
itu, pelayaran dan perdagangan internasional sangat berkembang. Tidak heran
jika daerah yang terlebih dahulu memeluk agama Islam adalah daerah pesisir.
Selain itu, kaum mubalig atau guru agama juga datang untuk mengajarkan dan
menyebarkan agama Islam. Kedatangan para mubaligh ini mempercepat islamisasi
daerah-daerah di Indonesia. Mereka mendirikan banyak pesantren yang mencetak
kader-kader ulama atau guru agama lokal. Golongan lain yang juga disebut
sebagai pembawa agama Islam adalah penganut tasawuf
(kaum sufi). Mereka diperkirakan
masuk ke Indonesia pada abad ke-13.
Selain golongan pembawa, tentu
terdapat pula golongan penerima agama Islam, yaitu golongan elite (para raja, bangsawan dan
penguasa) dan golongan rendahan
(golongan lapisan bawah). Di samping sebagai penguasa politik, golongan elite
juga mempunyai peranan dalam menentukan kebijakan-kebijakan perdagangan dan
pelayaran.
gambar
peta masuknya islam di indonesia
Saluran
dan Proses Islamisasi di Indonesia
Perdagangan
Islamisasi melalui
perdagangan terjadi pada tahap awal, yaitu sejalan dengan ramainya lalu lintas
perdagangan laut pada abad ke-7 hingga abad ke-16. Pada masa itu, pedagang
muslim yang berdagang ke Indonesia semakin banyak sehingga akhirnya membentuk
pemukiman yang disebut Pekojan. Dari
tempat ini mereka berinteraksi dan berasimilasi dengan masyarakat asli sambil
menyebarkan agama Islam.
Perkawinan
Para pedagang Islam yang datang ke
Indonesia banyak yang menikah dengan wanita pribumi. Sebelum perkawinan
berlangsung, wanita-wanita pribumi yang belum beragama Islam diminta mengucapkan
syahadat sebagai tanda menerima Islam
sebagai agamanya. Dengan proses seperti ini, kelompok mereka semakin besar dan
lambat laun berkembang dari komunitas kecil menjadi kerajaan-kerajan Islam.
Pendidikan
Penyebaran Islam
melalui pendidikan dilakukan melauipesantren-pesantren, khususnya oleh para
kyai. Semakin terkenal kyai yang mengajar disebuah pesantren itu, semakin besar
pula pengaruh pesantren tersebut di tengah masyarakat. Beberapa pesantren yang
terkenal, diantaranya adalah Pesantren Ampel Denta, milik Sunan Ampel (Raden
Rahmat) dan Pesantren Sunan Giri milik Sunan Giri , yang kebanyakan muridnya
berasal dari Maluku. Di samping mengajar di pesantren-pesantren, para kyai juga
seringkali menjadi penasihat para raja atau bangsawan.
Tasawuf
Saluran penyebaran Islam yang tidak
kalah pentingnya adalah melalui tasawuf. Tasawuf adalah ajaran atau cara untuk
mendekatkan diri dengan Tuhan. Ajaran tasawuf ini banyak dijumpai dalam
cerita-cerita babad dan hikayat masyarakat setempat. Beberapa tokoh penyebar
tasawuf yang terkenal adalah Hamzah Fansuri, Syamsudin, Syekh Abdul Shamad, dan
Nuruddin ar-Ranirry.
Kesenian
Saluran penyebaran agama Islam di
Indonesia terlihat pula dalam kesenian Islam, seperti peninggalan seni bangunan
, seni pahat, seni musik, dan seni sastra. Hasil-hasil seni tersebut dapat pula
dilihat pada masjid-masjid kuno di Demak, Cirebon, Banten, dan Aceh.
Dakwah Wali Songo
Proses penyebaran islam di Indonesia
khususnya di pulau Jawa tidak terlepas dari peranan para wali. Para wali bertindak
sebagai juru dakwah, penyebar , dan perintis agama Islam. Dengan bekal
pengetahuan agama dan keahlian tersebut, para wali mendapat banyak pengikut dan
sangat dihormati.
Di Jawa, terdapat sembilan wali yang
sangat terkenal. Para wali ini kemudian dikenal dengan sebutan Wali Songo (wali
sembilan, karena jumlah wali ada sembilan orang). Mereka adalah sebagai
berikut.
1. Sunan
Ampel atau Raden Rahmad, di Ampel, Surabaya.
2. Sunan
Maulana Malik Ibrahim di Gresik.
3. Sunan
Giri atau Raden Paku, di Bukit Giri, Surabaya.
4. Sunan
Drajat, di Drajat, Surabaya.
5. Sunan
Bonang atau Makdum Ibrahim di Bonang, Tuban.
6. Sunan
Muria, yang tinggal di lereng Gunung Muria, Kudus.
7. Sunan
Kalijaga atau Joko Said, di Kadilangu, Demak.
8. Sunan
Kudus, yang betempat tinggal di Kudus
9. Sunan
Gunung jati, Syarif Hidayatullah di
Gunung Jati, Cirebon.
Islamisasi di Indonesia pada umumnya
berjalan damai, melalui perdagangan dan dakwah oleh para mubaligh dan sufi.
Namun, adakalanya penyebaran diwarnai penaklukan, misalnya jika situasi politik
dikerajaan-kerajaan itu mengalami kekacauan akibat perebutan kekuasaan. Di
samping itu, islam juga berfungsi sebagai alat untuk mempersatukan kekuatan
dalam menghadapi lawan.
Perkembangan Islam Di
Indonesia
Ada beberapa faktor yang menyebabkan
agama islam dapat berkembang dengan cepat di Indonesia. Di antaranya sebagai
berikut.
1. Syarat
untuk masuk agama Islam sangatlah mudah. Seseorang hanya butuh mengucapkan
kalimat syahadat untuk bisa secara resmi menganut agama Islam.
2. Agama
Islam tidak mengenal sistem pembagian masyarakat berdasarkan pembedaan kasta.
Setiap anggota masyarakat mempunyai kedudukan yang sama sebagai hamba Allah.
Kenyataan ini, berbeda dengan kondisi sebelumnya, di mana masyarakat Indonesia
terbagi dalam kasta-kasta.
3. Penyebaran
agama Islam dilakukan dengan jalan yang relatif
damai (tanpa melakukan kekerasan).
4. Sifat
bangsa Indonesia yang ramah tamah memberi peluang untuk bergaul lebih erat
dengan bangsa lain. Di dalam pergaulan yang erat itu, terjadi saling
mempengaruhi dan saling pengertian.
5. Upacara-upacara
keagamaan dalam Islam lebih sederhana, dan dipadankan dengan upacara-upacara
yang telah ada sebelumnya.
Faktor-faktor
di atas, didukung pula dengan semangat para penganut Islam untuk terus
menyebarkan agama yang telah dianutnya. Bagi penganut Islam, menyebarkan agama
Islam adalah sebuah kewajiban.
Langganan:
Postingan (Atom)